Jumat, 11 Mei 2012

Proses Pembuatan Kertas


Pulp (bubur kayu) merupakan bahan mentah dari pembuatan kertas, dus, corrugated board serta produk-produk lain yang serupa dengan itu. Pulp dibuat dari serat tumbuhan yang merupakan bahan terbarukan. Sebenarnya ada banyak bahan yang dapat dijadikan bahan baku produksi kertas, misalnya, rami, bambu, dan berbagai rumput-rumputan, berbagai macam daun, biji katun, dan serat kayu dari pepohonan. Saat ini, sampai 97% kertas dunia dan board diproduksi dari pulp kayu, dan 85% pulp kayu ini berasal dari cemara, firs, dan pinus-konifer dan tumbuhan berdaun jarum lainnya Dinding kayu dari kayu-kayu lunak yang lebih banyak digunakan dalam produksi pulp memiliki 40-45% berat sellulosa, 15-25% berat hemiselulosa dan 26-30% berat lignin . Maksud dari proses produksi pulp adalah memisahkan serat kayu tanpa merusaknya sehingga dapat dibuat menjadi lembaran kertas. Komponen lignin dalam kayu harus dilunakkan dan dilarutkan ka dalam fiber kayu itu sendiri.
Produksi pulp secara komersial meiliki metode pelunakkan lignin dengan cara memanfaatkan perbedaan sifat fisik dan kimia antara selulosa dengan lignin untuk memperoleh fiber. Pelunakkannya terjadi sampai memiliki derajat lebih besar atau lebih kecil pada berbagai langkah yang dilakukan selama proses. Pulp yang mempertahankan sebagian besar lignin yang mengandung serat-serat kaku tidak akan dapat dijadikan kertas yang kuat. Dalam hal ini, warna dan kekuatan kertas tersebut akan berkurang dengan cepat. Hal ini dapat diperbaiki dengan mengambil sebagian besar atau keseluruhan dari lignin yang akan diproses dengan menggunakan larutan berbagai zat kimia. Pulp seperti ini dikenal dengan nama pulp kimia. Sedangkan proses pelunakan lignin yang lain yaitu dengan memberi tekanan pada kayu pada batu asah grindstone akan memproduksi pulp mekanik. Pada proses ini, panas dihasilkan untuk mengurangi gesekan antara komponen dalam kayu sehingga fiber terpisah dari lignin dengan sedikit kerusakan. Selain pulp mekanik dan pulp kimia ada lagi jenis pulp yang lain yang diklasifikasikan berdasarkan proses pembuatannya yaitu pulp semikimia dan pulp kimia-mekanik. Pembuatan pulp secara mekanik telah mengalami perkembangan yang cukup baik, di antaranya adalah proses yang bernama refiner Mechanical Pulping (RMP), Thermomechanical Pulping (TMP), dan Chemithermomechanical Pulping (CTMP). Adapun pembuatan pulp secara kimia biasanya menggunakan NaOH secara langsung maupun tidak langsung. Lignin dilarutkan dari bagian lapisan sehingga fiber terpisah. Dalam proses ini, kulit kayu diambil dan batang kayunya dibuat keeping-keping kayu kemudian dihancurkan dalam tekanan pada temperatur yang dibutuhkan.
Terdapat 2 proses terkenal pembuatan pulp secara kimia,yaitu:
1. Proses alkalin: proses soda, dan  proses kraft
2. Proses sulfit : proses asam sulfit, dan  proses bisulfit
Pulp yang dibuat dengan metode semikimia pertama kali ditemukan oleh Mitscherlich pada tahun 1984. Tujuan proses ini adalah menghasilkan perolehan yang maksimal yang setara dengan proses dari tingkat kekuatan dan kebersihan yang paling baik.

Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam proses ini adalah:
1. Menggunakan larutan kimia untuk menghancurkan dan mencerna kayu. Larutan kimia yang biasa digunakan adalah NaOH, Na2CO3, Na2SO4. Dalam proses ini, sebagian besar hemiselulosa harus sudah tercerna
2. Menghancurkan bahan secara mekanik, Salah satu proses terkenal pembuatan pulp secara semikimia adalah proses Neutral Sulfite Semichemical (NSCC). Proses pencernaan kayu merupakan proses yang memiliki arti yang sangat penting. Proses ini diatur sedemikian rupa dengan kondisi terbaik mulai dari temperature, tekanan, dan larutan kimia.
Tujuan utama dari pencernaan ini adalah:
1. Menghasilkan pulp masak yang baik, yang bebas dari bagian bebas selulosa dan hemiselulosa
2. Mencapai hasil maksimum dari perolehan hasil dengan kualitas yang baik.
3. Menjamin persediaan pulp yang konstan Setelah mengalami proses penghancuran, selanjutnya pulp akan mengalami proses penggelantangan. Warna pulp sangat bergantung pada jenis kayu asal, cara proses, dan komponen tambahan yang terdapat dalam kayu. Selulosa dan hemiselulosa sudah berwarna putih dan tidak berkontribusi pada warna pulp, sedangkan lignin sangat berperan besar dalam memberikan warna pada pulp.
Pada dasarnya, terdapat dua tipe penggelantangan yang biasa dilakukan pada pulp. Kedua metode ini adalah:
1. Memodifikasi secara kimia senyawa kromoforic pada kayu dengan menggunakan reaksi oksidasi atau oksidasi
2. Menyempurnakan proses delignifikasi dan membuang beberapa senyawa karbohidrat lain Proses bleaching pada produksi pulp secara kimia dan mekanik berbeda.
Proses Pembuatan kertas Pulp akan dilewatkan pada berbagai unit proses dan operasi, diolah secara kimia maupun mekanik, ditambahkan berbagai zat additive kemudian masuk ke dalam mesing pembuat kertas khusus. Beating dan pemurnian adalah proses awal yang digunakan untuk memperbaiki kekuatan dan sifat fisik dari kertas yang diinginkan, dan untuk mempengaruhi tingkah laku kertas selama berada dalam tahap proses pembentukan lembaran dan pengeringan tujuan proses ini adalah juga untuk menambah luas permukaan fiber dan pelarutan. Selain itu, proses ini juga dapat menambah fleksibilitas fiber sehingga bahan fiber menjadi relative mudah untuk dideformasi plastic dalam mesin kertas. Kualitas keluaran unit beater ini bergantung pada kualitas penghancurannya. Fiber untuk kertas biasanya keras dan elastic dan biasanya fiber akan berubah menjadi lunak jika dimasukkan ke dalam mesin kertas tanpe melalui proses beating ini.
Sizing adalah proses untuk menjadikan bahan fiber menjadi kertas dan lebih tahan rusak dari berbagai cairan, khususnya air. Damar adalah bahan terbanyak yang digunakan sebagai zat pembantu proses ini, selain itu, dapat digunakan juga bahan seperti pati, lem, kasein, resin sintetis, dan turunan-turunan selulosa lainnya. Behan-bahan ini ditambahkan secara langsung ke dalam beater beater yang sedang memproses fiber, atau ditambahkan saat fiber sudah menjadi lembaran kertas kering untuk membuat permukaan tahan cairan.

Beberapa proses yang terkenal dalam proses pembuatan kertas, yaitu:
1. Fourdrinier Mesin Fourdrinier pertama kali ditemukan pada tahun 1804 oleh Henry dan Sealy Fourdrinier. Pada proses ini, kertas dibuat dengan mengendapkan suspensi fiber yang sangat larut dari suspense cairan pembawanya. Hampir 95% air dibuang pada proses ini. Saat itu, masing-masing fiber akan bersilangan satu sama lain secara acak.
2. Silinder Mesin silinder atau dikenal dengan proses mesin tong pertama kali dikembangkan oleh John Dickinson dari Inggris pada tahun 1809. Manfaat mesin ini adalah dalam manufaktur kertas dus, yaitu sejumlah unit silinder dapat disusun sehingga lapisan fiber dari setiap silinder dapat diendapkan dan seluruh lembaran itu dapat dikombinasikan untuk membuat dus. Ketebalan diatur dan dibatasi dengan jumlah silinder yang digunakan.
3. Twin wire Metode ini digunakan untuk membuat kertas dan kertas dus. Kertas dibentuk di antara dua penyaring. Dan air dikeluarkan dari bahan dengan memodifikasi tekanan dan bahkan sampai tercapai keadaan vakum.
4. Pemerasan dan pengeringan Setelah meninggalkan mesin pembuat kertas di atas, kertas yang berupa lembaran yang masih mengandung 75-90% air diumpankan kepada unit untuk diperas kemudian dikeringkan dengan rol pemanas dengan steam sampai tersisa kelembaban sebesar 4-10%.
Sifat Fisik kertas:
1. Direksi kertas. Arah (direksi) kertas menentukan beberapa sifat fisik kertas yang lain. Arah ini bergantung pada orientasi urat fiber selam dalam proses pembuatan
2. Basis Massa Basis Massa adalah ukuran massa dalam gram per meter kuadrat. Sifat fisik ini ditentukan oleh standar TAPPI T 410.
3. Ketebalan Maksud ketebalan di sini adalah ketebalan satu lembar kertas yang diukur dalam kondisi spesifik TAPPI T 410 dan biasanya dinyatakan dalam mikron
4. Kuat tarik Kuat tarik adalah gaya per lebar unit lembaran kertas yang dibutuhkan untuk menghasilkan kerusakan pada kertas tersebut pada kondisi spesifik
5. Bidang potong Bidang potong ini dinyatakan dalam persentasi elongasi per lebar. Bidang potong akan memiliki nilai terbesar dalam arah silang.
6. Bursting Strength Bursting Strength adalah tekanan hidrostatik yang dibutuhkan untuk memutuskan bahan saat berada dalam kondisi spesifik.
7. Tearing Strength Tearing Strength adalah gaya rata-rata yang dibutuhkan untuk menyobek sebuah lembaran kertas dalam kondisi spesifik
8. Tingkat kekakuan Kekakuan yang dimaksud adalah tahanan ikatan yang diukur oleh gaya yang dibuthkan untuk memberikan pembelokan. Tingkat kekakuan bervariasi bergantung pada ketebalan kertas.
9. Daya tahan lipat Daya tahan lipat merupakan jumlah lipatan maksimum yang masih dapat ditahan kertas sampai terjadinya kerusakan berdasarkan kondisi spesifik TAPPI T 410

Macam-macam produk kertas Secara garis besar, kertas dibagi menjadi 2 kategori, yaitu
1. kertas asli yang biasanya dibuat dari kertas tergelantang, dan digunakan untuk menulis, sebagai buku besar, buku dan cover.
2. Kertas kasar (coarst), dibuat dari kertas tak tergelantang (tidak mengalami proses bleaching dari pulp kayu lunak dan biasanya digunakan untuk kemasan makanan.
Macam-macam tipe kertas:
1. Kertas kraft Biasanya digunakan untuk tas, karton berombak, juga untuk kemasan makanan
2. Kertas tergelantang Biasanya digunakan untuk dibuat tas kecil, amplop, kertas lilin, label, dan bahan laminating
3. Kertas Greaseproof Biasanya digunakan untuk fatty foods
4. Kertas Glassine Merupakan kertas yang tahan minyak.Biasanya digunakan untuk tas, kotak dan kemasan makanan berminyak
5. Perkamen sayur Kertas ini tidak beracun dan memiliki kekuatan tahan basah dan minyak. Biasanya digunakan untuk kemasan makanan basah dan berminyak
6. Kertas tissue Kertas ini memiliki sifat lembut, dan semitransparan.

Proses Produksi Percetakan


A. sejarah percetakan
Kemungkinan besar percetakan pertama kali ditemukan untuk mempermudah penduplikasian Injil. Jika sebelumnya ditulis dengan tangan di ruang scriptoria, maka sejak zaman renaisans manusia mulai berpikir untuk mempercepat proses ini lewat produksi massal.
Teknik cetak pertama kali yang dikenal dimulai dari Kota MainzJerman pada tahun 1440 yang merupakan sentra kerajinan uang logam saat itu. Pertama kali metode cetak diperkenalkan oleh Johannes Gutenberg dengan inspirasi uang logam yang digesekkan dengan arang ke atas kertas.
Relief uang logam menimbulkan ide untuk membuat permukaan dengan tinggi bervariasi. Hal ini dikenal dengan nama cetak tinggi.
B. Percetakan
Percetakan adalah sebuah proses industri untuk memproduksikan missal tulisan dan gambar, terutama dengan tinta di atas kertas menggunakan sebuah mesin cetak. Dia merupakan sebuah bagian penting dalam penerbitan dan percetakan transaksi.
Banyak buku dan koran sekarang ini biasanya dicetak menggunakan teknikpercetakan offset. Image yang akan dicetak di print diatas film lalu di transfer ke plat cetak. Warna-warna bisa didapatkan dengan menimpakan beberapa pola warna dari setiap pelat offset sekaligus.
Teknik percetakan umum lainnya termasuk cetak reliefsablonrotogravure, dan percetakan berbasis digital seperti pita jarum, inkjet, dan laser.
Dikenal pula teknik cetak poly untuk pemberian kesan emas dan perak ke atas permukaan dan cetak emboss untuk memberikan kesan menonjol kepada kertas.

Percetakan
proses pencetakan.
Jenis-jenis teknik dalam produksi cetak terbagi atas :
a.       Teknik cetak tinggi
Atau biasa disebut juga letterpress/ Boekdruk/ Buchdruk, yaitu bagian yang mencetak/ image (BM) lebih tinggi dari bidang yang tidak mencetak / non-image (BTM)
b.      Teknin cetak dalam
Atau biasa disebut disebut dengan Rotogravure/ Intaglio printing, yaitu bagian yang mencetak/ image (BM) lebih rendah dari bidang yang tidak mencetak/ non-image (BTM)
c.       Teknik cetak saring
Atau yang biasa kita jumpai yakni sablon/ screen printing, yaitu bagian yang mencetak/ image (BM) berbeentuk saringan atau lubang.
d.      Teknik cetak datar
Atau disebut juga cetak offset/ offset printing, yaitu bagian yang mencetak/ image (BM) sama tinggi dari bidang yang tidak mencetak/ non-image (BTM).

a.       Cetak Ofset
Cetak offset adalah teknik cetak yang banyak digunakan, di mana citra (image) bertinta di-transfer (atau di "offset") terlebih dahulu dari plat ke lembaran karet, lalu ke permukaan yang akan dicetak. Ketika dikombinasikan dengan proses litografi, yang berdasarkan pada sifat air dan minyak yang tidak bercampur, maka teknik offset menggunakan sebuah pemuat citra yang rata (planographic) di mana citra yang akan dicetak mengambil tinta dari penggulung tinta (ink rollers), sementara area yang yang tidak dicetak menarik air, menyebabkan area yang tak dicetak bebas tinta.
Proses cetak offset lithografi
A. Teknik Cetak Ofset
Saat ini teknik cetak offset paling banyak dipergunakan dalam kalangan industri grafika, baik dalam industri kecil seperti percetakan offset kecil yang banyak dijumpai disekitar kita maupun industri menengah dan besar yang memproduksi surat kabar, majalah, buku, dsb.
Peralatan cetak offset adalah merupakan peralatan cetak yang dalam proses cetaknya menggunakan tiga jenis silinder cetak yaitu silinder pelat, silinder kain, karet dan silinder tekan. Pelat cetak dijepit pada silinder pelat; dan lembar kain karet diselimutkan pada silinder kain karet. Lapisan tinta yang melekat pada permukaan pelat yang bergambar, pindah ke permukaan kain karet baru ke permukaan kertas. Dalam proses pencetakan akan terlihat gambar terbaca/ positif pada pelat, sedangkan pada kain karet gambar menjadi tidak terbaca (gambar cermin), kemudian pada kertas menjadi terbaca kembali.
Meskipun pada permukaan pelat/ acuan ada bidang gambar dan bidang tidak bergambar namun permukaan pelat tersebut rata sama sekali (tidak ada perbedaan tinggi rendahnya baik yang bergambar maupun yang tidak bergambar), sehingga apabila dilewati rol dengan lapisan tinta, maka seluruh permukaan pelat akan terlewati tinta. Selain itu, air juga diperlukan untuk pemisahan permukaan pelat yang datar menjadi bidang yang bergambar. Dengan menggunakan unsure air, maka akan terjadi adanya saling tolak-menolak antara air dan lemak/ tinta. Bagian atau pelat yang bergambar dibuat sedemikian rupa 9dengan melalui proses kimia) sehingga pada saat dilewati rol air bidang tersebut akan menolak airyang mengakibatkan gambar tetap kering dan memungkinkan dapat menarik tinta cetak yang berlemak, sifat ini disebut Oleophylic.
Sebaliknya bagian/ bidang pelat yang tidak yang tidak bergambar melalui proses kimia itu, pada saat dilewati rol air bidang tersebut akan bersifat menarik air yang mengakibatkan bidang tersebut selalu lembab dan memungkinkan tinta cetak selalu ditolak/ tidak menempel, sifat ini disebut Hidrophylic.
B. Kategori mesin cetak offset
Sesuai dengan tuntutan barang cetakan yang sangat beragam, maka mesin cetak offset dibagi menjadi beberapa kategori :
1.      Mesin duplicator untuk keperluan kantor tang umumnya mencetak barang cetakan sederhana.
2.      mesin cetak offset kecil, ukuran cetakan mulai dobel folio kebawah.
3.      Mesin cetak offset ukuran medium atau ½ plano.
4.      mesin cetak offset ukuran plano.
5.      Mesin cetak offset warna ganda.
6.      Mesin cetak offset perfektor yang mampu mencetak bolak-balik.
7.      Mesin cetak offset rotasi (web offset) yang digunakan untuk mencetak kertas gulungan.
8.      Mesin cetak offset khusus waterless (offset kering).

Langkah-langkah persiapan produksi pada teknik cetak offset (offset printing)
a.       Model teks atau huruf yang kemudian disusun dengan computer menjadi sebuah naskah. Hasil print-outnya kemudian dibuat menjadi film, film kemudian di mounting, dibuat acuan (berbentuk lembaran tipis dari aluminium) dengan proses kimia setelah itu baru dilakukan pencetakan.
b.      Berbeda halnya dengan model gambar, dalam pencetakannya model ini langsung dibuat film (gambar berwarna terpisah dengan teks), kemudian di mounting bersama-sama dengan teks. Setelah itu dibuat acuan dengan proses kimia dan kemudian di cetak.
c.       Model gambar cs, proses tidak jauh berbeda dengan proses pencetakan gambar saja, disini model langsung dibuat film sparasi warna (terpisah dengan teks) lalu di mounting bersama-sama teks. Selanjutnya dibuat acuan deengan proses kimia lalu dicetak.

C. Cara Penggunaan Bahan Pakai dan Alat Bantu
1. Kertas
 Gunakanlah kertas seefisien mungkin. Setiap kali melakukan coba cetak, gunakan proof dengan kertas bekas yang dipotong sama ukuran diatas kertas yang baik, sehingga dapat dihindari pemakaian kertasa putih yang terlalu banyak hanya untuk mencari posisi atau mutu cetak yang baik.
2. Tinta cetak
 gunakan seperlunya saja, jangan menyendok tinta dari kalenganya dengan cara disuntikan, tetapi lakukan gerak memutar dimulai dari bagian pinggir terus bergeser ke tengah hingga tinta mengumpul secukupnya pada ujung sendoktinta, lalu angkat hingaga tinta terbawa oleh sendok.
3. Fountain solution Gliserin, Fountain solution Alkohol base, Fountain soup, Fountain solution RC 63-600, Fountain concentrate, Roefidur dan Alcofree. Digunakan untuk memberikan kestabilan PH air pembasah/ mengasamkan air pembasah.
4. Arabic Gum
digunakan untuk melapisi permukaan pelat agar terlindung dari pengaruh udara yang dapat mengakibatkan pelat teroksidasi.
5. Protection ink/ tinta pelindung
 yaitu suatu tinta yang agak encer yang dipergunakan untuk melindungi gambar cetak pada pelat positive apabila ingin disimpan, untuk lain kali dicetak kembali, protection ini melindungi gambar dari pengaruh cahaya agar tidak rusak.
6.  Minyak cuci blueserin, rolosove, wash benzene, digunakan untuk mencuci unit penintaan dan juga kain karet.
7. Plate cleanear, Ultra cleanear, Plate mate cleanear super plate cleanear, Super oxidant agent
digunakan untuk membersihkan permukaan pelat dari tinta yang menumpuk pada pelat ataupun untuk membuka bagian non-image agar lebih peka terhadap air pembasah.
8. Pastapur, orrol
 digunakan untuk membantu pembersihan unit penintaan dari bekas tinta terdahulu.
9. Roll O Past
 digunakan untuk membuka permukaan setiap rol karet apabila sudah terjadi pengerasan permukasan rcl.
10.  Corrector positive
 digunakan untuk menghilangkan kotoran (image area) yang tiodak diperlukan pada pelat positive, biasanya akibat kotoran pada film yang ikut terekspos saat pembuatan pelat cetak.
11. Spons, digunakan untuk mencuci pelat dengan plate cleanear dan melapisi pelat dengan arabic gun.
12. Smash
 bahan berbentuk cair digunakan untuk mengembalikan ketinggian permukaan kain karet yang cekung akibat pemampatan kuat dibagian tertentu yang terjadi akibat adanya lipatan kertas yang ikut masuk tercetak.
13. Sparegum
 bahan berbentuk cairan berbau sangat keras digunakan untuk mengembalikan permukaan kain karet seperti smash.
14. Supper Rubber Rejuvenator
 sejenis speregum yang gunanya untuk menghilangkan bekas cetakan yang susah dihilangkan menggunakan minyak pencuci blangket.
15. Lap majong
 digunakan untuk membersihkan kain karet, silinder tekan atau pun peralatan lain pada mesin dengan menggunakan minyak cuci.

D. Kegiatan Produksi Cetak
Dalam kegiatan  produksi cetak, mencetak haruslah sesuai dengan kriteria pesanan terhadap jenis kertas, mutu kertas, oplah, jumlah warna, mutu cetak serta waktu produksi. Untuk mendapatkan mutu cetak sesuai pesanan, perhatikanlah mutu hasil pra cetaknya, mutu kertas, sessuai antara kertas dan tinta, kondisi dan kecanggihan mesin cetak, alat Bantu produksi, dan aspek produksi yang lainnya.

E. Kegiatan Penyelesaian Produksi Cetak/ Finishing.
1. Menyusun huruf.
Yaitu naskah diketik ulang dalam mesin susun huruf menjadi huruf yang sesuai yang digunakan.
2. Melakukan Settingan
Yaitu seorang korektor melakukan pemeriksaan ulang agar naskah tidak keliru, dan sesuai dengan naskah hasil penyuntingan. Kegiatan ini berbeda dengan penyuntingan, karena disini seorang korektor hanya dituntut untuk mengoreksi hasil penyuntingan bukan membenarkannya.
3. Lay-Out
Pada proses ini dilakukan penggabungan teks hasil dengan unsur-unsur grafik yang telah di konsep sedemikian rupa sehingga buku menjadi tersusun rapih.
4. Imposisi
Yaitu melakukan pencetakan dalam jumlah besar, sesuai ukuran kertas mesin, pada satu muka lembaran besar dapat dipasang empat, delapan atau enam belas.
5. Reprografi
Yaitu proses produksi secara fotografi. Film disini diperlukan untuk pembuatan plate yang dilakukan juga dengan penyinaran dan pengembangan seperti mencetak foto dari film negative.
6. Pembuatan Plate
Disini film hasil refrografi direkam pada plate sehingga pada plate terekam tulisan dan gambar sebagaimana pada hasil lay-out.
7. Melakukan Pencetakan Dengan Cetak Ofset
8. Pelipatan
Setelah dicetak bolak-balik, lembaran kertas kemudian dilipat beberapa kali sampai menjadi sebuah buku sesuai ukurannya.
9.      Penjilidan
Selama berabad-abad penjilidan buku dianggap sebagai sebuah seni. Karena penjilidan berusaha untuk menyerasikan tulisan tangan atau cetakan pertama yang indah dengan bentuk buku, maka karya besar dapat diciptakan. Dengan mulainya industrialisasi pekerjaan penjilidan makin lama makin banyak dikerjakandengan mesin.  Namun siapapun yang berhubungan dengan penjilidan harus ingat bahwa sebuah buku atau hasil cetak lainnya hanya akan baik jadinya  sejauh dapat dicapai penjilidannya.
Sekarang ini semua pekerjaan pada lembaran-lembaran kertas selain pencetakan keatasnya, termasuk sebagai pekerjaan penjilidan. Ini termasuk pekerjaan seperti merapikan, memotong, mengumpulkan, melipat, melubangi (pemboran, punching, perforasi), membuat buku catatan, mengelem, penjilidan mekanis, penjilidan plastic, membungkus, dan memberi label pada paket-paket.
10.  Merapikan
Pekerjaan ini bertujuan membuat lembaran-lembaran kertas menjadi rapih, biasanya untuk itu kita perlu mengipasi beberapa lembar bersama (untuk memasukan udara diantara lembaran-lembaran itu) dengan memegang salah satu ujungnya dan jkemudian menjentik lembaran-lembaran itu kebelakang pada ujungnya yang lain. Namun sekarang, sebuah alat perapih mekanis dengan meja yang bergetar membuat pekerjaan ini menjadi lebih mudah.
11.  Memotong
Ini dengan mudah dapat dikerjakan dengan memotong selembar kertas itu kedalam ukuran-ukuran cetak dan menempatkannya dari bawah keatas dan kiri ke kanan dan memperkalikan kedua jumlahnya. Dan metode kedua adalah pembagian secara vertical. Alat pemotong kertas ada bermacam-macam dari mesin uang sederhanayang dijalankan tangan sampai ke sistim pemotong yang dijalankan secara elektronis. Setelah kertas dirapikan, lalun dimasukan kedalam pemotong kertas yang sudah diatur menurut ukuran yang dikehendaki.
12.  Mengumpulkan
Maksudnya menyusun lembaran-lembaran lepas atau halaman-halaman yang masih terpisah-pisah kedalam urutan yang benar. Itu dapat dikerjakan dengan menempatkan tumpukan kertas masing-masing kateren dalam urutan sepanjang pinggiran meja dan mengambil satu lenmbar dari setiap tumpukan ketika meja berjalan melewatinya. Untuk pekerjaan-pekerjaan besar dipakai mesin pengumpul.
13.  Melipat
Mesin pelipat digunakan untuk pekerjaan dalam skala besar. Dua sistem yang berbeda dipakai dalam mesin pelipat: sistem dengan pisau pelipat serta sistem dengan kantong pelipat. Pada mesin dengan pisau pelipat, lembaran dimasukan dan dihentikan sesuai dengan posisi lipat yang dikehendaki.  Sebilah pisau kemudian menekan lembaraan itu diantara dua rol pelipat yang akan menghanttarkannya  kebagian penyaluran atau ke pelipatan yang berikut. Berikut ini merupakan macam dari lipatan :
a.       lipatan tunggal
b.      Lipatan siku-siku
c.      Lipatan zig-zag
d.      Lipatan menangkup
e.       Lipatan parallel

14.  Melubangi
Pembor kertas melakukan pemboran untuk membuat lubang dengan tabung yang berpusing, runcing dan berlubang didalamnya. Beberapa versi memiliki dua atau tiga lubang sekaligus.
15.  Membuat suku catatan (padding)
Pada tahap ini lembaran kertas dibuat menjadi blok-blok skrip atau kertas-kertas catatan dengan mengelem pada punggungnya. Punggung ini harus disisir dulu agar dapat dikenai lem dengan baik.
16.  Mengenit (stapling), menjahit kawat
Stapler/ alat pengenit diisi dengan staples (kawat yang berbentuk U). Kawat berbentuk U ini dapat dibeli dengan berbagai ketebalan bahan. Kalau mesinnya membuat sendiri staple-nya (kawat Uitu) dari segulungan kawat, maka cara itu dikenal dengan penjilidan jahit kawat. Untuk semua buku dengan ketebalan sampai dengan 100 halaman, jahit kawat adalah cara termudah untuk menjilid.
17.  Menjahit Benang
Pada umumnya dapat dibedakan dua sistem penjahitan, jahit tangan dan jahit mesin. Ini pun masih dibedakan menjadi jahit benang dan jahit kawat. Pada jahit mesin penggabungan melintang dan memanjang dikerjakan secara otomatis.
18.  Penjilidan lem
Mengelem adalah menjilid tanpa jahitan. Penemu teknik ini adalah Lumbeck, sehingga dibeberapa negara cara ini juga dinamakan penjilidan Lumbeck.
Bagian punggung buku harus dipotong terlebih dahulu. Blok buku ini harus ditekuk kekanan dan diberi lem, kemudian ditekuk kekiri dan juga diberi lem, sehingga perekat khusus ini tidak hanya kena pada punggung buku tetapi juuga pada setiap lembaran.
19.  Penjilidan Mekanis
Untuk penjilidan masal seperti buku-buku saku, punggung blok buku dikasarkan dalam mesin dan kemudian disalurkan lewat rol yang mengandung lem. Lem itu dengan begitu dapat meresap kedalam blok buku dan membentuk kekuatan yang cukup untuk mengikat buku tersebut.
20.  Jilid Plastik
Buku-buku catalog, buku-buku pedoman, dan sebagainya, yang dicetak pada lembar-lembar lepas, dapat digabungkan dengan enak menjadi buku halaman-halaman lepas dengan menggunakan jilid plastik. Halaman-halaman itu harus disusun dahulu (dengan urutan halaman yang benar), kemudian dilobangi. Dengan pertolongan jari-jari khusus pada mesin jilid, lingkaran-lingkaran disebelah belakang dibukakan sehingga lembar-lembar yang telah berlobang dapat dimasukan.


Variable Percetakan Buku

Bahan baku yang digunakan :
Sebenarnya ada banyak bahan yang dapat dijadikan bahan baku produksi kertas, misalnya, rami, bambu, dan berbagai rumput-rumputan, berbagai macam daun, biji katun, dan serat kayu dari pepohonan. Saat ini, sampai 97% kertas dunia dan board diproduksi dari pulp kayu, dan 85% pulp kayu ini berasal dari cemara, firs, dan pinus-konifer dan tumbuhan berdaun jarum lainnya Dinding kayu dari kayu-kayu lunak yang lebih banyak digunakan dalam produksi pulp memiliki 40-45% berat sellulosa, 15-25% berat hemiselulosa dan 26-30% berat lignin .Tetapi untuk buku menggunakan bubur kayu yang biasa disebut Pulp.
Data permintaan akan bahan baku ( kertas ):
Bahan baku kertas biasanya diminta apabila persedian akan bahan baku sebelumnya akan akan habis.Biasanya bahan baku kertas ini dari bubur kertas yang sebelumnya telah diproduksi dipabrik lainnya.
Harga bahan baku :
Harga bahan baku kertas ini bervariasi,tergantung dari kualitas bubur kayu yang akan digunakan sebagai bahan baku kertas.
Waktu tunggu datang bahan baku :
Waktu tunggu kedatangan tidak menentu,dipengaruhi bermacam macam, seperti : situasi lalu lintas.
Penyimpanan bahan baku di Gudang :
Bahan baku yang telah datang,biasanya disimpan dahulu digudang penyimpanan sebelum nantinya akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas yang merupakan dasar dari percetakan buku.
Pengambilan Bahan baku :
Bahan baku kertas diambil dari gudang yang kemudian diproses untuk dijadikan kertas dan dicetak menjadi buku.
Proses pembuatan kertas dan percetakan buku:
-Proses bubur kayu menjadi kertas :
-Waktu tunggu Design Cover :
-Mencetak Cover buku :
-Pemotongan kertas :
-Mencetak buku tulis :
-Penyatuan antara kertas buku dan cover :
Diplastikan per lusin :
Buku yang telah dicetak nantinya disusun per lusin dan diplastikan.
Pengepakan kedalam kardus :
Buku yang telah diplastikan perlusin kemudian di pak kedalam kardus sejumlah 6 lusin per kardus.
Diletakan di Penyimpanan hasil Percetakan :
Setelah buku selesai dipak,kemudian disimpan digudang penyimpanan akhir
Waktu tunggu didistribusikan :
Waktu tunggu pendistribusian dipengaruhi permintaan pasar.
Pendistribusian buku  menggunakan kendaraan roda 4 :
Buku yang diakan didistribusikan kepasar menggunakan kendaraan seperti :Truk,Mobil Pick up dll.
Pemasaran dari distributor ke konsumen :
Buku yang telah berada didistributor nantinya akan dipasarkan langsung ke konsumen.
Survey akan animo masyarakat dan permintaan :
Survey kepada masyarakat dilakukan guna mengetahui minat masyarakat akan buku yang telah diproduksi dan merupakan acuan untuk proses percetakan dan produksi buku nantinya.


Diagram Influence