Pulp
(bubur kayu) merupakan bahan mentah dari pembuatan kertas, dus, corrugated
board serta produk-produk lain yang serupa dengan itu. Pulp dibuat dari serat
tumbuhan yang merupakan bahan terbarukan. Sebenarnya ada banyak bahan yang
dapat dijadikan bahan baku produksi kertas, misalnya, rami, bambu, dan berbagai
rumput-rumputan, berbagai macam daun, biji katun, dan serat kayu dari
pepohonan. Saat ini, sampai 97% kertas dunia dan board diproduksi dari pulp
kayu, dan 85% pulp kayu ini berasal dari cemara, firs, dan pinus-konifer dan
tumbuhan berdaun jarum lainnya Dinding kayu dari kayu-kayu lunak yang lebih
banyak digunakan dalam produksi pulp memiliki 40-45% berat sellulosa, 15-25%
berat hemiselulosa dan 26-30% berat lignin . Maksud dari proses produksi pulp adalah
memisahkan serat kayu tanpa merusaknya sehingga dapat dibuat menjadi lembaran
kertas. Komponen lignin dalam kayu harus dilunakkan dan dilarutkan ka dalam
fiber kayu itu sendiri.
Produksi
pulp secara komersial meiliki metode pelunakkan lignin dengan cara memanfaatkan
perbedaan sifat fisik dan kimia antara selulosa dengan lignin untuk memperoleh
fiber. Pelunakkannya terjadi sampai memiliki derajat lebih besar atau lebih
kecil pada berbagai langkah yang dilakukan selama proses. Pulp yang
mempertahankan sebagian besar lignin yang mengandung serat-serat kaku tidak
akan dapat dijadikan kertas yang kuat. Dalam hal ini, warna dan kekuatan kertas
tersebut akan berkurang dengan cepat. Hal ini dapat diperbaiki dengan mengambil
sebagian besar atau keseluruhan dari lignin yang akan diproses dengan
menggunakan larutan berbagai zat kimia. Pulp seperti ini dikenal dengan nama
pulp kimia. Sedangkan proses pelunakan lignin yang lain yaitu dengan memberi
tekanan pada kayu pada batu asah grindstone akan memproduksi pulp mekanik. Pada
proses ini, panas dihasilkan untuk mengurangi gesekan antara komponen dalam
kayu sehingga fiber terpisah dari lignin dengan sedikit kerusakan. Selain pulp
mekanik dan pulp kimia ada lagi jenis pulp yang lain yang diklasifikasikan
berdasarkan proses pembuatannya yaitu pulp semikimia dan pulp kimia-mekanik.
Pembuatan pulp secara mekanik telah mengalami perkembangan yang cukup baik, di
antaranya adalah proses yang bernama refiner Mechanical Pulping (RMP),
Thermomechanical Pulping (TMP), dan Chemithermomechanical Pulping (CTMP).
Adapun pembuatan pulp secara kimia biasanya menggunakan NaOH secara langsung
maupun tidak langsung. Lignin dilarutkan dari bagian lapisan sehingga fiber
terpisah. Dalam proses ini, kulit kayu diambil dan batang kayunya dibuat
keeping-keping kayu kemudian dihancurkan dalam tekanan pada temperatur yang
dibutuhkan.
Terdapat 2 proses
terkenal pembuatan pulp secara kimia,yaitu:
1. Proses alkalin:
proses soda, dan proses kraft
2. Proses sulfit :
proses asam sulfit, dan proses bisulfit
Pulp
yang dibuat dengan metode semikimia pertama kali ditemukan oleh Mitscherlich
pada tahun 1984. Tujuan proses ini adalah menghasilkan perolehan yang maksimal
yang setara dengan proses dari tingkat kekuatan dan kebersihan yang paling
baik.
Adapun tahap-tahap yang
dilakukan dalam proses ini adalah:
1. Menggunakan larutan
kimia untuk menghancurkan dan mencerna kayu. Larutan kimia yang biasa digunakan
adalah NaOH, Na2CO3, Na2SO4. Dalam proses ini, sebagian besar hemiselulosa
harus sudah tercerna
2. Menghancurkan bahan
secara mekanik, Salah satu proses terkenal pembuatan pulp secara semikimia
adalah proses Neutral Sulfite Semichemical (NSCC). Proses pencernaan kayu
merupakan proses yang memiliki arti yang sangat penting. Proses ini diatur
sedemikian rupa dengan kondisi terbaik mulai dari temperature, tekanan, dan
larutan kimia.
Tujuan utama dari
pencernaan ini adalah:
1. Menghasilkan pulp
masak yang baik, yang bebas dari bagian bebas selulosa dan hemiselulosa
2. Mencapai hasil
maksimum dari perolehan hasil dengan kualitas yang baik.
3. Menjamin persediaan
pulp yang konstan Setelah mengalami proses penghancuran, selanjutnya pulp akan
mengalami proses penggelantangan. Warna pulp sangat bergantung pada jenis kayu
asal, cara proses, dan komponen tambahan yang terdapat dalam kayu. Selulosa dan
hemiselulosa sudah berwarna putih dan tidak berkontribusi pada warna pulp,
sedangkan lignin sangat berperan besar dalam memberikan warna pada pulp.
Pada
dasarnya, terdapat dua tipe penggelantangan yang biasa dilakukan pada pulp.
Kedua metode ini adalah:
1. Memodifikasi secara
kimia senyawa kromoforic pada kayu dengan menggunakan reaksi oksidasi atau
oksidasi
2. Menyempurnakan
proses delignifikasi dan membuang beberapa senyawa karbohidrat lain Proses
bleaching pada produksi pulp secara kimia dan mekanik berbeda.
Proses
Pembuatan kertas Pulp akan dilewatkan pada berbagai unit proses dan operasi,
diolah secara kimia maupun mekanik, ditambahkan berbagai zat additive kemudian
masuk ke dalam mesing pembuat kertas khusus. Beating dan pemurnian adalah
proses awal yang digunakan untuk memperbaiki kekuatan dan sifat fisik dari
kertas yang diinginkan, dan untuk mempengaruhi tingkah laku kertas selama
berada dalam tahap proses pembentukan lembaran dan pengeringan tujuan proses
ini adalah juga untuk menambah luas permukaan fiber dan pelarutan. Selain itu,
proses ini juga dapat menambah fleksibilitas fiber sehingga bahan fiber menjadi
relative mudah untuk dideformasi plastic dalam mesin kertas. Kualitas keluaran
unit beater ini bergantung pada kualitas penghancurannya. Fiber untuk kertas
biasanya keras dan elastic dan biasanya fiber akan berubah menjadi lunak jika
dimasukkan ke dalam mesin kertas tanpe melalui proses beating ini.
Sizing
adalah proses untuk menjadikan bahan fiber menjadi kertas dan lebih tahan rusak
dari berbagai cairan, khususnya air. Damar adalah bahan terbanyak yang
digunakan sebagai zat pembantu proses ini, selain itu, dapat digunakan juga
bahan seperti pati, lem, kasein, resin sintetis, dan turunan-turunan selulosa
lainnya. Behan-bahan ini ditambahkan secara langsung ke dalam beater beater
yang sedang memproses fiber, atau ditambahkan saat fiber sudah menjadi lembaran
kertas kering untuk membuat permukaan tahan cairan.
Beberapa proses yang
terkenal dalam proses pembuatan kertas, yaitu:
1. Fourdrinier Mesin
Fourdrinier pertama kali ditemukan pada tahun 1804 oleh Henry dan Sealy
Fourdrinier. Pada proses ini, kertas dibuat dengan mengendapkan suspensi fiber
yang sangat larut dari suspense cairan pembawanya. Hampir 95% air dibuang pada
proses ini. Saat itu, masing-masing fiber akan bersilangan satu sama lain
secara acak.
2. Silinder Mesin
silinder atau dikenal dengan proses mesin tong pertama kali dikembangkan oleh
John Dickinson dari Inggris pada tahun 1809. Manfaat mesin ini adalah dalam
manufaktur kertas dus, yaitu sejumlah unit silinder dapat disusun sehingga
lapisan fiber dari setiap silinder dapat diendapkan dan seluruh lembaran itu
dapat dikombinasikan untuk membuat dus. Ketebalan diatur dan dibatasi dengan
jumlah silinder yang digunakan.
3. Twin wire Metode ini
digunakan untuk membuat kertas dan kertas dus. Kertas dibentuk di antara dua
penyaring. Dan air dikeluarkan dari bahan dengan memodifikasi tekanan dan
bahkan sampai tercapai keadaan vakum.
4. Pemerasan dan
pengeringan Setelah meninggalkan mesin pembuat kertas di atas, kertas yang
berupa lembaran yang masih mengandung 75-90% air diumpankan kepada unit untuk
diperas kemudian dikeringkan dengan rol pemanas dengan steam sampai tersisa
kelembaban sebesar 4-10%.
Sifat Fisik kertas:
1. Direksi kertas. Arah
(direksi) kertas menentukan beberapa sifat fisik kertas yang lain. Arah ini
bergantung pada orientasi urat fiber selam dalam proses pembuatan
2. Basis Massa Basis
Massa adalah ukuran massa dalam gram per meter kuadrat. Sifat fisik ini
ditentukan oleh standar TAPPI T 410.
3. Ketebalan Maksud
ketebalan di sini adalah ketebalan satu lembar kertas yang diukur dalam kondisi
spesifik TAPPI T 410 dan biasanya dinyatakan dalam mikron
4. Kuat tarik Kuat
tarik adalah gaya per lebar unit lembaran kertas yang dibutuhkan untuk
menghasilkan kerusakan pada kertas tersebut pada kondisi spesifik
5. Bidang potong Bidang
potong ini dinyatakan dalam persentasi elongasi per lebar. Bidang potong akan
memiliki nilai terbesar dalam arah silang.
6. Bursting Strength
Bursting Strength adalah tekanan hidrostatik yang dibutuhkan untuk memutuskan
bahan saat berada dalam kondisi spesifik.
7. Tearing Strength
Tearing Strength adalah gaya rata-rata yang dibutuhkan untuk menyobek sebuah
lembaran kertas dalam kondisi spesifik
8. Tingkat kekakuan
Kekakuan yang dimaksud adalah tahanan ikatan yang diukur oleh gaya yang
dibuthkan untuk memberikan pembelokan. Tingkat kekakuan bervariasi bergantung
pada ketebalan kertas.
9. Daya tahan lipat
Daya tahan lipat merupakan jumlah lipatan maksimum yang masih dapat ditahan
kertas sampai terjadinya kerusakan berdasarkan kondisi spesifik TAPPI T 410
Macam-macam produk
kertas Secara garis besar, kertas dibagi menjadi 2 kategori, yaitu
1. kertas asli yang
biasanya dibuat dari kertas tergelantang, dan digunakan untuk menulis, sebagai
buku besar, buku dan cover.
2. Kertas kasar
(coarst), dibuat dari kertas tak tergelantang (tidak mengalami proses bleaching
dari pulp kayu lunak dan biasanya digunakan untuk kemasan makanan.
Macam-macam tipe
kertas:
1. Kertas kraft
Biasanya digunakan untuk tas, karton berombak, juga untuk kemasan makanan
2. Kertas tergelantang
Biasanya digunakan untuk dibuat tas kecil, amplop, kertas lilin, label, dan
bahan laminating
3. Kertas Greaseproof
Biasanya digunakan untuk fatty foods
4. Kertas Glassine
Merupakan kertas yang tahan minyak.Biasanya digunakan untuk tas, kotak dan
kemasan makanan berminyak
5. Perkamen sayur
Kertas ini tidak beracun dan memiliki kekuatan tahan basah dan minyak. Biasanya
digunakan untuk kemasan makanan basah dan berminyak
6. Kertas tissue Kertas
ini memiliki sifat lembut, dan semitransparan.